Senin, 21 November 2011

kunjungan kang Abik ke FMIPA Unesa bukan mimpi di siang bolong

Kunjungan
Habiburrahman El-Shirazy Bukan Sebuah
“Mimpi Di Siang Bolong”
Dari cibiran menjadi kenangan
“B
eneran kang Abik sendiri yang datang? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini banyak terdengar ketika kami menyosialisasikan acara bedah buku oleh Habiburrahman El Shirazy. Bahkan, pada hari ketika acara akan dimulai, masih ada peserta yang menanyakan hal tersebut. Banyak yang menyangsikan kedatangan novelis islam kaliber nasional (bahkan internasional) tersebut ke Unesa, apalagi kampus ketintang, yang notabene metupakan kampus orang ekonomi, sosial, sains, dan teknik, jauh dari unsur sastra. Namun dengan seizin Allah, BEM FMIPA, dalam acara bedah buku Cinta Suci Zahrana, mampu menghadirkan ustad Habiburrahman El-Shirazy . Kunjungan ke Unesa memang bukan pertama kalinya. Beliau pernah mengadakan open casting untuk novel Cinta Suci Zahrana di Lidah Wetan. Namun entah karena keterbatasan informasi atau  karena keapatisan para mahasiswa yang jarang melirik, melihat, apalagi membaca pamflet-pamflet yang tertempel di mading, banyak mahasiswa yang ternyata tidak mengetahui hal ini. Sayang banget lhoo, tau gitu kan kita juga bisa ikut casting, hehehe.
Sayangnya, kurang didukung antusiasme warga setempat
        Ditinjau dari kualitas pembicara, seharusnya acara ini dibanjiri oleh peserta. Namun nyatanya, cukup alot sekali dalam mendapatkan peserta. Hingga akhirnya, pihak BEM FMIPA harus membanting harga sekeras-kerasnya, turun hampir 50%. Ruangan auditorium FE pun pada akhirnya hamper penuh dengan peserta pada hari H. Dan sungguh kebetulan sekali, dalam tausyiahnya, kang Abik sempat mengutip sebuah hadist, “al yadul `ulya khairun minal yadis sulfa”, yang artinya tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.. masa’ ada acara datengnya nunggu gratisan? Heheh.. tunjukkan donk kalau orang Islam itu kaya, lebih baik memberi daripada menerima.
Langsung Berangkat dari SingaporeDEMI” BEM FMIPA Unesa
        Ustad Habiburrahman bertolak dari Singapura ke Surabaya dan sampai di kota ini pada hari Jum`at pukul 9 malam. Dengan segala kesederhanaan , beliau datang ke Surabaya sendiri, tanpa ditemani asisten atau siapapun (Lumayan, ndak berat diongkos , hehe). Selain itu, waktu di dalam lift di hotel, beliau sempat memuji batik BEM FMIPA yang eksotik, “Ini  seragam BEM? Bagus ya,” ucapnya. Ckckck…..batik itu….oh,,so sweet……
        Sabtu, 19 November 2011, acara bedah buku tepat dibuka pada pukul 09.00 dipandu oleh Eva Lestari, mahasiswi prodi pendidikan sains 2008. Prof. Suyono, dekan baru kita,  turut hadir ditemani PD 3 FMIPA yang juga baru saja dilantik, Dr. Tatag Yuli Eko Siswono. Dalam sambutannya, Prof. Suyono menuturkan kebanggaan beliau atas suksesnya BEM FMIPA mengundang ustad Habiburrahman El-Shirazy. Beliau antusias sekali dalam mengikuti acara ini, bahkan beliau pun turut menyumbangkan saran dan pertanyaan dalam sesi tanya jawab. Antusiasme yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, yang baru meninggalkan auditorium FE setelah acara bedah buku berakhir.
Kedatangan dua orang  pemuda dengan senyum merekah
        Dalam acara ini, pembicara yang akrab dipanggil dengan sebutan kang Abik ini, (padahal orangnya asli Jawa lho, kok ndak dipanggil, Gus, Cak, atau panggilan khas orang Jawa lainnya ya?) cenderung lebih banyak memberikan tausyiah daripada mengupas buku beliau sendiri. Hal inilah poin plus dari kang Abik, selain seorang novelis terkenal, beliau juga merupakan seorang ustadz yang memiliki pengetahuan agama yang baik, sehingga acara bedah buku ini pun sekaligus menjadi acara kajian islami yang menambah wawasan tentang Islam. Di sela-sela acara, kang Abik bahkan sempat melontarkan guyonan tentang kimia (karena pak Dekan kita orang kimia) yang sanggup membuat banyak orang tertawa lepas, bahkan Gebya Oktammeria, moderator bedah buku ini pun tak sanggup menahan pingkalnya. (Sorry Gebz, hehe). Penulis serangkaian buku tentang cinta ini pun tak lupa menceritakan tentang asal-usul kehadiran beliau di sana. Yaitu tidak lain karena kedatangan dua orang pemuda dengan senyum merekah yang mengetuk pintu rumahnya di Salatiga, Didik Biantoro, ketua pelaksana bedah buku, dan Nazarul, staf Depag BEM FMIPA, yang memperjuangkan kedatangan kang Abik.
Kisah Zahrana..
        Cinta Suci Zahrana, novel yang menjadi topik pada acara bedah buku bertemakan “Berdakwah dengan Sastra dan Film” ini sejatinya bercerita tentang perjalanan cinta Zahrana, seorang dosen  dengan berprestasinya yang luar biasa di bidang arstiketur. Namun dengan segala penghargaan yang dimilikinya, masih belum juga membuat hidupnya sempurna. Ia punya segalanya, bahkan rumah dan mobil pun telah ia miliki. Namun sayang, belum ada yang menemani duduk bersamanya dalam mobil yang dimiliki atas jerih payahnya. Yang menurut kang Abik, “sopir yang serbabisa”, yaitu seorang suami. Di usia yang kian senja, sudah menginjak kepala tiga, ia terus didorong oleh orang tuanya untuk segera menikah. Sebenarnya, banyak laki-laki yang meminangnya, namun atas pertimbangannya, cinta suci Zahrana, akhirnya dilabuhkan pada seorang mahasiswanya yang bernama Hasan.
Dakwah melalui Sastra dan Film
        Bagi kang Abik, karya sastra dan film merupakan cara-cara jitu untuk berdakwah. Kenapa? Di luar kita melihat banyak orang tersihir dengan film-film laga dan romantisme barat, yang kemudian dengan cepatnya menjadi buah bibir banyak orang. Melihat hal ini, beliau ingin dakwah bisa dengan cepat sampai pada banyak orang. Karya sastra, khususnya novel, merupakan konsumsi yang cocok bagi berbagai kalangan, baik remaja, sampai dewasa, dari sinilah unsure-unsur dakwah, akidah-akidah Islam diperkenalkan. Tak cukup sampai di situ, karya-karya ini kemudia difilmkan, hingga mencakup konsumen yang lebih luas lagi. Dengan tidak menghilangkan unsur hiburan, cerita-cerita dalam kehidupan sehari-hari yang tak luput dengan bumbu-bumbu cinta, namun tidak lepas dari koridor Islam.
Kang Abik pun sempat mencuplik ayat dari surat An-Nahl ayat 125, yang berarti “Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan peringatan yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang baik…”. Menggaris bawahi kata hikmah, yang dimaksud di sini aadalah mengikuti jalan rasulullah SAW. Yaitu salah satunya dengan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Menonton televisi dan menggunakan internet adalah hal yang mubah. Namun, hal ini bisa menjadi bermanfaat dan tidak bermanfaat bergantung pada pemakainya. Jika digunakan dalam hal dakwah dan pendidikan, maka hal ini termasuk bermanfaat, namun jika digunakan untuk sesuatu yang lain yang berdampak pada kemudharatan, maka sudah jauh dari kata manfaat. Selanjutnya kata dan peringatan yang baik, mengacu pada saling menasihati. Disinggung juga dalam surat Al-Ash, di mana kita harus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. “Kita, tidak dapat beribadah sendiri, berprestasi sendiri. Kita masih membutuhkan orang lain bahkan dalam ibadah individual kita. Dalam sholat kita membaca iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin yang artinya hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya padaMu kami memohon. Di sana terdapat kata “kami” bukan “saya”” tuturnya. 
Kemudian untuk “debatlah mereka dengan cara yang baik”, beliau menceritakan tentang bangsa Damaskus yang tidak ingin kalah dengan bangsa Romawi dengan Collosium dan Konstantinopelnya. Khalifah Damaskus membuat masjid yang terbuat dari emas, alasannya bukan semata untuk pamer, namun untuk menunjukkan pada bangsa Romawi, bahwa kebesaran bangsa mereka tidak kalah dengan Romawi. Begitupula dengan perfilman, ketika bangsa barat begitu menggebu-gebu membuat karya luar biasa leat Hollywood yang kita tidak menyadari menularkan gaya hidup mereka kepada kita, kang Abik membawa dakwah melalui film agar dapat dengan mudah diterima oleh banyak kalangan.
Dibanjiri penanya
Penulis yang juga berprofesi sebagai da’i dan sutradara ini kemudian membuka sesi tanya jawab. Serunya, panitia sampai bingung memilih penanya yang hanya terbatas untuk 7 orang saja. Warna-warni pertanyaan yang diajukan menjadikan acara semakin seru. Ada pula yang sedikit memberi kritikan pedas tentang karya kang Abik yang dianggap stagnan, bertanya tentang arti “cinta”, sampai curhat tentang masalah cintanya. Ehem…curhat colongan ni masnya……
We are in happy ending….Alhamdulillaaah
Waktu menginjak jam satu siang acara ini diakhiri dengan pemberian doorprise dari kang Abik bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan beliau, yang merupakan ending cerita dari kisah Zahrana, yaitu dengan siapa Zahrana menikah. Banyak peserta yang mengangkat tangan ingin menjawab pertanyaan dari kang Abik, salah satu yang tercepat adalah dosen jurusan biologi, Bu Nur Qomariyah. Sayangnya, jawaban beliau masih kurang pas, sehingga doorprise jatuh pada mahasiswi FIP. Doorprise pun kembali diberikan, kali ini pada semua penanya terbaik yang akan dipilih oleh kang Abik. Akhirnya, terpilihlah Veri, dan Dita, panitia bedah buku mahasiswi pendidikan sains 2009 yang bertanya tentang arti “cinta”. Sebagai cinderamata, dari pihak panitia memberikan karikatur kang Abik dengan sate madura dan gambar jembatan Suramadu yang diberikan oleh Dr. Tatag Yuli Siswono.
Di akhir sesi, peserta dapat berfoto bersama kang Abik, dan mendapatkan tanda tangan pada novel karya kang Abik yang dimilikinya. Novel Cinta Suci Zahrana yang dijual di bazaar buku yang digelar oleh panitia pun laku keras. Total dari 50 novel yang ada terjual sampai 40 eksemplar. Karena banyak sekali yang harus ditanda tangani, akhirnya novel-novel tersebut ditanda tangani kang Abik dalam perjalanan ke Suramadu (Prof. Suyono berjanji untuk meminta drivernya mengantarkan kang Abik jalan-jalan ke Suramadu).
Terima kasih Kang Abik………..
Terima kasih semua………
Alhamdulillah, salah satu dari serangkaian acara PEKAN FMIPA 2011 dapat berlangsung dengan lancar. The next big Events,
*     Seminar Nasional Pendidikan Berkarakter
*     MTQ Siswa SMA se-Jatim
*     Manners (Kuis MIPA) SMP-SMA se-Jatim
*     Pensi (Guest Star : Icha IDOL)
*     Jalan Sehat
Mari hidupkan ruh seni dan semangat anak FMIPA,,buktikan kalau anak FMIPA gak Cuma bisa praktikum saja… Mohon doa dan partisipasinya.
SELAMAT BERKARYA BERSAMA
 BEM FMIPA,,,KAWAAAN…

Salam semangat & kompak_bem fmipa_unesa_2k11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar